JK Royalti, Inovasi Baru untuk Sejahterakan Para Musisi
Penegakan penyaluran royalti selama berpuluh tahun berjalan kurang maksimal. Alasannya beragam, mulai dari pembajakan secara sengaja maupun birokrasi dan perhitungan yang rumit membuat para musisi sampai enggan mengurus royalti.
Hal tersebut berpengaruh terhadap karya mereka yang akhirnya diperlakukan tidak sebagaimana mestinya. Salah satu musisi yang merasakan ini adalah seniman senior, Koes Hendratmo.
"Jujur saya iri dengan musisi luar negeri yang dari royalti bisa ngasih anak cucunya rumah dan mobil mewah. Karena musisi sudah seharusnya mendapat hasil dari karyanya," ujar Koes dalam launching software JK Royalti di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Sebuah terobosan akhirnya dibuat oleh Leonard 'Nyo' Kristianto, yang merupakan produser JK Records. Ia memperkenalkan JK Royalti, sebuah software yang diklaim dapat merekam dan merekap data royalti musik secara cepat.
Lulusan Berklee College of Music di Boston Amerika Serikat ini memiliki concern yang tinggi terhadap royalti. Karenanya dengan peluncuran software tersebut ia berharap dapat memberikan hak para musisi yang selama ini belum terdistribusi dengan baik.
"Software ini langsung mencatat royalti dari berbagai platform melalui mesin, jadi tidak ada campur tangan manusia. Kita sudah bekerjasama dengan beberapa platform musik seperti Apple, Joox Spotify, YouTube,dan lain-lain" ujar Leonard kepada awak media.
Penggagasan software JK Royalti ini juga dilandasi Pancasila, terutama sila kelima tentang keadilan sosial. Menurut Leonard, keadilan sosial juga harus dirasakan oleh seniman dan musisi.
Dian Piesesha, penyanyi senior yang tergabung dengan JK Records menyambut baik peluncuran piranti lunak tersebut. Ia pun menegaskan jika ini adalah langkah yang baik.
"Kalau dulu pembagian royalti saya seikhlasnya aja, karena perhitungannya rumit dan saya nggak bakalan ngitung satu-satu. Kemarin setelah pakai ini dapet laporan, dan saya juga bantu para musisi senior lain yang membutuhkan. Saya anggap uang itu rejeki yang tak diduga-duga, jadi saya berbagi dengan mereka," kata Dian Piesesha.